LpIh-indonesia.com, Kab.Majene (Sulbar) -Beberapa pekan ini, masyarakat di Kecamatan Malunda pada khususnya pasca gempa harus menghabiskan waktunya ditempat pengungsian karena trauma dan takut akan adanya musiba susulan.
Belum lagi kondisi darurat ini belum dicabut oleh Pemerintah yang menandakan masyarakat harus tetap waspada ditembah lagi rumah warga yang sudah tidak layak huni (roboh) mengharuskan tenda darurat tetap menjadi rumah sementara mereka.
Jadi tak heran jika hampir setiap aktifitas, perawatan kesehatan hingga proses persalinan mau tidak mau harus dilakukan ditenda pengungsian.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolres Majene AKBP Irawan Banuaji saat kembali mengontrol kondisi pengungsian yang ada di Kecamatan Malunda, Rabu (10/2/21).
Bersamaan dengan itu, Kapolres Majene juga menyempatkan diri untuk mengunjungi bayi mungil usia 2 bulan di pengungsian Desa Lombang, Kapolrespun nampak menggendong bayi sembari mendoakannya.
“Yang sabar ya Nak, diusiamu yang sangat belia harus merasakan kehidupan di bawah tenda pengungsian semoga kondisi ini membuat engkau diwaktu Dewasa nanti menjadi anak yang kuat dan tegar menghadapi segala cobaan hidup serta sukses dalam meraih cita-cita dan membanggakan orang tua,” tutur Doa Kapolres.
InsyaAllah anak ini akan menjadi kebanggaan Bangsa dan Negara khususnya untuk kedua orang tuanya karena kesolehan dan kemuliaan hatinya, tandasnya.
Didampingi oleh Ketua Byangkari cabang Majene, Kapolres juga tampak mengedukasi para pengungsi dengan berbagi masker gratis sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
Sementara itu, orang tua banyi mengucapkan terimakasih Kepada Kapolres atas Doa dan harapannya “semoga terkabulkan Kapolres terimakasih banyak”, tuturnya.(HPS/RED)